NPM : 16209546
KELAS : 4EA12 ( pengulangan kelas softskill kelas 3EA13 )
PERILAKU KONSUMEN
BAB 7
1. Kepribadian
#Pengertian Kepribadian
Kepribadian (personality)
bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses
sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang
untuk melakukan tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan,
berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan.
Definisi kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
a. Yinger
Kepribadian
adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b. M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
d. Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
# Cara identifikasi kepribadian
Terdapat
sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang
mengatur perilaku. Seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan daftar
panjang sifat yang sulit untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan
sedikit bimbingan praktis bagi para pembuat keputusan organisasional.
Dua pengecualian adalah (Myers-Briggs Type Indicator)
dan Model Lima Besar. Selama 20 tahun hingga saat ini, dua pendekatan
ini telah menjadi kerangka kerja yang dominan untuk mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang.
#Menilai kepribadian
Alasan paling penting mengapa manajer
perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah karena penelitian
menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat
keputusan perekrutan. Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer
meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan. Terdapat beberapa cara
utama untuk menilai kepribadian. Yaitu:
a. Survei mandiri
b. Survei peringkat oleh pengamat
c. Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan Thematic Apperception Test)
d. Metodelogi:
banyak sekali kesulitan dan bias yang timbul ketika dilakukan
studi-studi dalam ranah psikologi lintas budaya. Misalnya persoalan
bahasa, penggunaan Multilingual (peneliti dan subjek penelitian memiliki
bahasa yang berbeda) sehinggan member respon yang berbeda terhadap
pertanyaan dalam tes kepribadian.
e. Cara
pengukuran: banyak alat-alat tes kepribadian dikembangkan oleh peneliti
dari Amerika-Eropa. Sehingga sangat mungkin stimulus maupun standar
norma dan interpretasi alat psikotes kurang mampu diterapkan dalam
pengukuram kepribadian individu dari budaya non-western.
#Perkembangan Kepribadian
Menurut Sullivan, kepribadian berkembang dalam tahap-tahap perkembangan tertentu. Ada tujuh tahapan perkembangan yaitu :
1. Infancy (masa kelahiran sampai mampu berbicara, usia 18 bulan)
2. Childhood (masa kanak-kanak, usia 18 bulan sampai 5 tahun)
3. Juvenile (usia 5-11 tahun)
4. Preadolescence (masa pradewasa, antara 11-13 tahun)
5. Early adolescence (masa dewasa awal, antara 14-17 tahun)
6. Late adolescence (masa dewasa akhir, antara 18-20 akhir)
7. Adulthood (masa dewasa / sebagai orang tua, setelah usia 20 sampai 30 tahun).
1. Infancy (masa kelahiran sampai mampu berbicara, usia 18 bulan)
2. Childhood (masa kanak-kanak, usia 18 bulan sampai 5 tahun)
3. Juvenile (usia 5-11 tahun)
4. Preadolescence (masa pradewasa, antara 11-13 tahun)
5. Early adolescence (masa dewasa awal, antara 14-17 tahun)
6. Late adolescence (masa dewasa akhir, antara 18-20 akhir)
7. Adulthood (masa dewasa / sebagai orang tua, setelah usia 20 sampai 30 tahun).
# Teori kepribadian
Teori ini merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk psikologi kepribadian. Tanpa
teori kepribadian usaha memahami perilaku dan kepribadian manusia pasti
sulit untuk dilaksanakan. Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian
? Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 1991 : 5), teori kepriadian
adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain
berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
Sama
seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptif dan
prediktif, begitu juga teori kepribdian. Berikut penjelaskan fungsi
deskriptif dan prediktif dari teori kepribadian.
1. Fungsi Deskriptif
Fungsi
deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan fungsi teori
kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau
kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis.
Pertanyaan-pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku
manusia dijawab melalui fungsi deskriptif.
2. Fungsi Prediktif
Teori
kepribadian selain harus bisa menjelaskan tentang apa, mengapa, dan
bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga harus bisa memperkirakan
apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian hari. Dengan demikian teori kepribadian harus memiliki fungsi prediktif
# Dimensi-dimensi Teori Kepribadian
Setiap teori kepribadian diharapkan mampu memberikan jawab atas pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku
manusia. Untuk itu setiap teori kepribadian yang lengkap, menurut
Pervin (Supratiknya, 1995 : 5-6), biasanya memiliki dimensi-dimensi
sebagai berikut :
1. Pembahasan tentang struktur, yaitu aspek-aspek kepribadian yang bersifat relatif stabil dan menetap, serta yang merupakan unsur-unsur pembentuk sosok kepribadian.
2. Pembahasan tentang proses, yaitu konsep-konsep tentang motivasi untuk menjelaskan dinamika tingkah laku atau kepribadian.
3.
Pembahasan tentang pertumbuhan dan perkembangan, yaitu aneka perubahan
pada struktur sejak masa bayi sampai mencapai kemasakan,
perubahan-perubahan pada proses yang menyertainya, serta berbagai faktor
yang menentukannya.
4.
Pembahasan tentang psikopatologi, yaitu hakikat gangguan kepribadian
atau tingkah laku beserta asal-usul atau proses perkembangannya.
5. Pembahasan tentang perubahan tingkah laku, yaitu konsepsi tentang bagaimana tingkah laku bisa dimodifikasi atau diubah.
# Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teori Kepribadian
Berkembangya
teori-teori kepribadian tidak terlepas dari sejumlah faktor yang
melatar belakangi dan mempengaruhinya, yang secara garis besar dibedakan
menjadi dua, yaitu faktor-faktor historis dan faktor-faktor
kontemporer. Koeswara (1991: 13) mengibaratkan kedua faktor tersebut
sebagai faktor pembawaan dan faktor lingkungan yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian seseorang.
1. Faktor-faktor historis
Secara
historis banyak faktor yang mempengaruhi berkembanya teori-teori
kepribadian dan empat diantaranya merupakan faktor yang pengaruhnya
sangat kuat. Keempat faktor yang dimaksud adalah : a. peng-obatan klinis
Eropa, b. psikometrik, c. behaviorisme, dan d. psikologi Gestalt
(Koeswara, 1991: 13).
2. Faktor-faktor Kontemporer
Faktor-faktor
kontemporer yang mempengaruhi perkembanga teorikepribadian mencakup
faktor dari dalam dan dari luar psikologi. Faktor-faktor yang bersumber
dari dalam bidang psikologi yaitu: a. munculnya perluasan bidang
psikologi, seperti psikologi lintas budaya (cross-cultural psychology),
dan b. Studi tentang proses-proses kognitif dan motivasi.Faktor-faktor
kontemporer dari luar bidang psikologi yang mempengaruhi perkembangan
teori kepribadian antara lain berkembangnya aliran filsafat
eksistensialisme, perubahan sosial budaya yang pesat, dan berkembangnya
teknologi komputer.Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang
menekankan kebebasan, penentuan diri, dan keberubahan manusia,
mempengaruhi para teoris kepribadian eksistensial dan humanistik.
Perubahan sosial budaya telah memberikan arah baru kepada penelitian dan
penyusunan teori kepribadian. Sedangkan berkembangnya teknologi
komputer membuka peluang yang luas bagi penelitian secara besar-besaran
dan cermat.
# Contoh Kasus
Contohnya
adalah pakaian yang ia gunakan, kendaraan, serta dari cara ia bersikap
yang cenderung tidak banyak tingkah. Serta jenis-jenis barang dan jasa
yang mereka konsumsi sehari-hari, biasanya mereka mamilih barang dan
jasa yang cenderung “biasa saja”. Sedangkan orang yang memiliki
kepribadian yang mewah, atau royal maka mereka akan cenderung memamerkan
apa yang mereka miliki, walaupun dalam batas yang wajar. Juga dalam
bersikap, mereka akan cenderung banyak tingkah dibandingkan orang yang
memiliki kepribadian sederhana. Karena kepribadian seseorang berbanding
lurus dengan cara seseorang itu bersikap. Serta dari perilaku konsumen
mereka dimana mereka selalu mengutamakan gengsi dan prestise dengan
mengesampingkan faktor harga.
2. Nilai-nilai individu
# Pengertian Nilai
Pola yang
dapat kita lihat dari nilai adalah perubahan perilaku dan alasan
seseorang dalam membelanjakan uang atau sember daya yang mereka kelola
dan mereka miliki. Semakin tinggi mereka menilai dari suatu barang dan
jasa terhadap kehidupan, maka makin tinggi pula apresiasi mereka dalam
memandang barang dan jasa tersebut dari segi konsumsi. Nilai moral
adalah suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik
atau buruk dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi
tidak semua nilai adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan
atau tindakan manusia. Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan
tingkah laku kehidupan kita sehari-hari Nilai sama dengan sesuatu yang
menyenangkan kita, nilai identik dengan apa yang diinginkan, nilai
merupakan sarana pelatihan kita, nilai pengalaman pribadi semata, nilai (ide platonic esensi).
Pengertian nilai menurut para ahli :
a. Menurut Driyarkara (1966,38)
Nilai adalah hakekat suatu hal, yang menyebabkan hal itu pantas dikejar oleh manusia.
b. Menurut Fraenkel (1977:6)
Nilai
adalah idea atau konsep yang bersifat abstrak tentang apa yang
dipikirkan seseorang atau dianggap penting oleh sesorang, biasanya
mengacu kepada estetika (keindahan), etika pola prilaku dan logika benar
salah atau keadilan justice. (Value is any idea, a concept , about what
some one think is important in life)
c. Menurut Kuntjaraningrat (1992:26)
Menyebutkan
sisten nilai budaya terdiri dari konsepi-konsepi yang hidup dalam alam
pikiran sebagian besar keluarga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus
mereka anggap bernilai dalam hidup.
d. Menurut Endang Sumantri
Sesuatu
yang berharga, yang penting dan berguna serta menyenangkan dalam
kehidupan manusia yang dipengaruhi pengetahuan dan sikap yang ada pada
diri atau hati nuraninya.
e. M.I. Soelaeman
Agama
diarahkan pada perintah dan larangan, dorongan dan cegahan, pujian dan
kecaman, harapan dan penyesalan, ukuran baik buruk, benar salah, patuh
tidak patuh, adil tidak adil
f. Menurut Darji
Nilai ialah yang berguna bagi kehidupan manusia jasmani dan rohani
# Macam - macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
a. Nilai logika adalah nilai benar salah.
b. Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah.
c. Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.
# Contoh Kasus
Contohnya
adalah jika seseorang memandang bahwa jenjang pendidikan yang lebih
tinggi adalah sesuatu yang mutlak dan penting, maka ia akan berusaha
untuk memperoleh pendidikan yang layak, walaupun tentu ada uang yang
harus ia keluarkan untuk hal tersebut. Dan sebaliknya, alau seseorang
menmandang pendidikan sebagai sesuatu yang kurang begitu penting bagi
dirinya, maka ia tidak akan berusaha untuk memperoleh jenjang pendidikan
yang lebih tinggi. Walaupun ia sebenarnya memiliki kemampuan untuk
memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.
3. Konsep Gaya Hidup dan Pengukurannya
Pengertian Gaya Hidup
Gaya
hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh
bagaimana orang menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang mereka anggap
penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan
tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat)
.Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara
psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang
menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan
bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian
bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan ada
pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan
akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang
.
.
# Manfaat Gaya Hidup
Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen :
1. pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi
1. pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi
pasar sasaran.
2. pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.
#Contoh Kasus
Contohnya
adalah seseorang yang hidup di daerah perkotaan tentu sangat berbeda
dengan seseorang yang hidup di pedesaan. Walaupun belum tentu pula orang
yang hidup di perkotaan memiliki tingkat pendapatan yang lebih besar
dari masyarakat pedesaan. Hal ini dikarenakan, seseorang yang hidup atau
tinggal di perkotaan memiliki gaya hidup yang lebih moderen dan dinamis
dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di pedesaan. Dimana di
kota-kota besar dipenuhi dengan berbagai modernisasi, fasilitas dan
perkembangan teknologi yang lebih maju dibandngkan dengan di pedesaan.
Serta tingkat pergaulan masyarakat perkotaan yang sangat dinamis dan
beragam.
Dimana di perkotaan terdapat berbagai macam suku bangsa yang hidup
berdampingan dan saling berinteraksi. Hal ini tentu saja sangat
mempengaruhi gaya hidup seseorang, selain gaya hidup yang juga
berhubungan erat dengan nilai dan kepribadian masing-masing individu.
4 Pengukuran Ganda Perilaku Individu
Pengukuran
ganda perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku
konsumen.Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup
memiliki efek yang lebih besar.Tentu saja sumber daya seperti pendapatan dan waktu juga memberikan efek yang penting. Ancangan elektrik terhadap gaya hidup adalah yang paling praktis untuk mengembangkan strategi pemasaran.Tujuannya adalah mengerti konsumen sebaik mungkin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar