BLOG TUGAS

UNIVERSITAS GUNADARMA // DEDE SURATMAN // 16209546

Sabtu, 24 September 2011

METODE RISET

Nama         :  Dede Suratman
Npm           : 16209546
Kelas         : 3EA12


ANALISIS ( JURNAL 1 )

Pengarang         : Dr Abdurahman Abdullah
Judul                    :Masalah Kenaikan Harga Sembako
Tahun                 : 2011
Tema                  : Kenaikan Harga

Latar Belakang Masalah

Fenomena
Sejumlah kebutuhan pokok di berbagai daerah selama 2 pekan ini mulai menunjukkan kenaikan.  Kebutuhan pokok, seperti beras, bawang merah dan putih, daging dan telur ayam, gula pasir, naik sekitar 30-75%, dan yang meningkat tajam adalah cabai keriting dan cabai merah dengan lonjakan harga hingga mencapai dua kali lipat.

Riset
Dalam teori ilmu ekonomi, harga merupakan salah satu faktor utama-- meskipun bukan faktor satu-satunya--yang mempengaruhi pilihan pembeli. Harga menjadi faktor utama pilihan pembeli semakin terlihat di antara kelompok-kelompok miskin. Namun, harga bukan menjadi faktor utama pilihan pembeli bagi masyarakat yang mampu/kaya. Namun, teori ini hanya berlaku bagi produk-produk di luar kebutuhan bahan pokok. Untuk kebutuhan bahan pokok yang termasuk kebutuhan primer, akan memiliki dampak garis lurus dengan turunnya pembelian pada kebutuhan sekunder dan pertumbuhan ekonomi.

Materi Penilitian
1. Jika harga barang primer meningkat, sementara pendapatan tetap, akan menyebabkan harga barang sekunder pun akan meningkat.
2.    Pembelian terhadap barang sekunder pun akan menurun.
3.    Perubahan harga barang konsumsi menyebabkan tingkat substitusi (pergantian) terhadap barang konsumsi akan berubah pula. Untuk poin 3, dapat dilihat kasusnya di masyarakat, di mana pada saat cabai rawit harganya meningkat maka pedagang makanan yang banyak menggunakan cabai akan menggantikannya dengan cabai oplosan atau mengurangi kadar cabainya.
Dengan demikian, dari penjelasan di atas, maka harga kebutuhan primer harus dikendalikan oleh pemerintah. Jika tidak, maka akan terjadi kelesuan ekonomi negara, yang berimbas pada penurunan daya saing produk lokal dan penurunan pertumbuhan ekonomi.

Masalah


Kenaikan harga sejumlah kebutuhan barang pokok pada Juli 2010 disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1.    Perbandingan Supply and Demand yang tidak seimbang. Supply kebutuhan bahan pokok terganggu oleh perubahan iklim, yaitu tingginya frekuensi hujan di bulan kemarau yang menyebabkan para petani gagal panen. Cabai dan sayuran mengalami gagal panen di daerah-daerah penghasil cabai dan sayuran.

2.    Siklus tahunan, Demand terhadap kebutuhan barang pokok meningkat seiring dengan semakin dekatnya bulan puasa dan lebaran.

3.    Efek psikologis dari kenaikan TDL yang mencapai 20% untuk sektor industri.
4.    Faktor lain: faktor pedagang. Kenaikan beras misalnya, selain dipicu oleh faktor Supply and Demand, dipicu juga oleh permainan para pedagang/tengkulak, di mana petani lebih memilih menjual ke pasar bebas daripada ke Bulog dikarenakan harga GKP (Gabah Kering Panen) dan GKG (Gabah Kering Giling) lebih tinggi daripada harga GKP dan GKG yang dipatok oleh Bulog.

Tujuan Penilitian
 Untuk mengetahui apa yang menyebabkan harga sembako di tanah air kita sering mengalami kenaikan harga dan kita bisa menanganinya dengan beberapa solusi seperti di atas


ANALISIS ( JURNAL 2 )

Pengarang         : Pangwi Syarwi
Judul                : Masalah klasik kenaikan harga
Tahun               : 2011
Tema                : Kenaikan Harga

Latar Belakang Masalah

Fenomena
Menjelang memasuki Ramadan, harga berbagai kebutuhan pokok sudah meroket di berbagai dae­rah, termasuk di Pa­dang. Ini fenomena yang terjadi setiap tahun, tren ke­naikan harga yang naik se­belum bulan Ramadan, konsekuensinya membuat rakyat semakin susah, ditambah lagi kondisi ekonomi yang serba sulit. Pertanyaannya kemudian adalah kebijakan apa yang akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mengatasi persoalan musiman ini? Selama ini kebijakan yang dikeluarkan tidak membuat pengaruh apa-apa seperti operasi pasar. Dapat dipastikan bahwa pemerintah selalu kelabakan untuk mengantisipasinya.

Kenaikan sangat signifikan itu akan berdampak pada rakyat, khu­susnya mereka yang berpendapatan menengah dan ke bawah. Kenaikan ini akan menggerus daya beli rakyat yang memang sudah sangat rendah, pendapatan rumah tangga miskin semakin merosot, sedangkan harga kebutuhan pokok terus meroket. Biasanya kenaikan harga ini bersifat momentum, tetapi harga tidak pernah kembali menjadi normal setelah momentumnya usai. Karena ini bersifat momentuman, pemerintah mestinya bisa melakukan antisipasi. Tetapi kelihatannya pemerintah sengaja membiarkan harga itu naik secara tidak normal.

Riset
Sebelum memasuki bulan suci Ramadan masyarakat dibuat tidak tenang, akibat melambungnya harga kebutuhan pokok, tidak hanya sampai disitu, perantau yang ingin pulang ke halaman juga mengeluh akibat harga tiket yang naiknya tidak tanggung-tangung, belum lagi kelang­kaan BBM yang membuat kegiatan masyarakat terhenti untuk beraktifitas
Meningkatnya harga beberapa komoditas pangan menjelang Rama­dan bukan karena kelangkaan barang. Namun lebih disebabkan. Pertama, faktor psikologi penjual dan agen barang. Persediaan barang sebenarnya tetap cukup untuk memenuhi permin­taan konsumen yang melonjak. Mereka memanfaatkan momen dengan menaikkan harga menjelang perayaan hari-hari besar demi mengeruk keuntungan. Ditambah lagi dengan perilaku konsumen yang tetap berbelanja walau harga meningkat.
maka hukum pasar berla­ku, padahal kemampuan mem­beli masyarakat rendah karena naiknya harga tidak diimbangi dengan meningkatnya jumlah pen­dapatan. Masyarakat seakan tidak memiliki pilihan. Meskipun harga berbagai kebutuhan pokok naik, mereka tetap membelinya untuk memenuhi kebu­tuhan menyambut Ramadan. Ketiga, dipicu tradisi para pedagang yang menyetok barang yang akan dijual kembali pada harga tinggi. Keempat, adanya masyarakat yang membeli dengan jumlah lebih dari biasanya. Kelima, selain dua faktor ini, ada dua isu besar lainnya yang ikut mendongkrak kenaikan harga, yakni kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS) dan adanya gaji ke-13 yang baru dibayar pada awal bulan puasa

Materi Penilitian
kenaikan harga ini: Pertama, kenaikan harga sembako ini akan berjalan berba­rengan dengan ancaman krisis pangan dunia. Ada lima faktor pemicu kenaikan harga pangan dunia:
(1) sebagai dampak kenaikan harga minyak dunia (kenaikan biaya produksi)
(2) penggunaan bahan pangan untuk biofuel
(3) penghan­curan produksi pertanian negara dunia ketiga
(4) perubahan iklim.

Masalah
Pemerintah gagal mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri. Alih-alih berjuang keras mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah malah membuka pintu impor untuk masuk­nya produk pertanian dari negara lain. Selain itu, atas petunjuk lembaga-lembaga dan negeri-negeri imperialis, pemerintah telah mengha­pus subsidi untuk pertanian. Jadi solusi untuk ini semua menurut penulis jangan hanya kebijakan yang bersifat sesaat, tapi sudah saatnya pemerintah berfikir jangka panjang, penyebab naiknya kebutuhan pokok tidak hanya karena mekanisme pasar, tapi kita tidak punya stock daging yang cukup untuk kebutuhan dalam negeri, seperti impor daging dari australia.

Tujuan Penilitian
 Untuk mengetahui tentang apa yang menyebakan kenaikan harga yang sering terjadi di negeri kita terutama saat saat menjelang hari raya dan antisipasi agar kita dapat mengatasi masalah itu

ANALISIS ( JURNAL 3 )

Pengarang         : Andika
Judul                :  Dampak kenaikan harga bagi produsen
Tahun               : 2011
Tema                : Kenaikan Harga

Latar Belakang Masalah

Fenomena
Kenaikan harga adalah masalah rumit yang sering kali terjadi di dalam dunia ekonomi, dan tidak dapat disanksikan lagi kenaikan harga membawa pengaruh bagi setiap elemen masyarakat yang terlibat didalamnya,tak terkecuali bagi produsen.

Riset
Produsen adalah pihak yang melakukan kegiatan produksi atau pihak pihak penghasil komoditas ekonomi. Produsen sebagai pihak yang melakukan kegiatan produksi maksudnya adalah produsen biasanya sekumpulan pihak yang saling bekerja sama untuk menciptakan suatu bahan mentah ataupun bahan setengah jadi menjadi barang bernilai ekonomi/dapat menghasilkan keuntungan bagi pihak tersebut,misalnya pengrajin rotan,atau produsen baju, dll. Disebut pula penghasil komoditas ekonomi jika produsen tersebut mengolah sesatu yang dimilikinya sehingga menghasilkan sesuatu benilai ekonomi, misalnya kebutuhan pangan yang dapat dijual mentah seperti cabai,buah-buahan segar dll.

Materi Penilitian
Produsen merupakan salah satu pihak yang mendapat kesulitan atau kerugian jika terjadi kenaikan harga. Bagi perusahaan atau pabrik pengolah bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang bernilai ekonomi, maka masalah kenaikan harga berhubungan dengan bahan baku. Seperti yang kita tahu bahwa bahan baku adalah hal terpenting dalam proses produksi , tanpa bahan baku maka tak ada yang dapat diolah ataupun diproduksi. Mahalnya bahan baku membuat produsen harus berfikit ulang tentang biaya produksi dan laba yang akan didapatkan. Semakin tinggi harga bahan baku makan semakin melunjak pula biaya produksi. Dengan kondisi seperti ini produsen harus mencari inisiatif untuk menekan harga produksi. Banyak dari para produsen yang akhirnya memilih untuk menaikkan harga jual barang dagangannya, tetapi hal ini dapat berdampak menurunnya tingkat penjualan karena konsumen enggan membeli barang dengan harga tinggi, apalagi di Negara berkembang seperti Indonesia yang warganya memiliki tingkat konsumtif tinggi namun kemapuan membeli yang rendah, dengan kata lain masyarakat akan cenderung mencari barang yang sama dengan harga serendah mungkin dan menomor dua kan kualitas.Kenyataan semacam ini membuat beberapa produsen menyiasati kenaikan harga ini dengan cara memperkecil ukuran barang yang diproduksinya. Seperti produsen kue yang memperkecil ukuran kue yang dijualnya sehingga tak perlu menaikkan harga jual kue tersebut dan dapat mempertahankan konsumen nya. Sekalipun mendapat protes dari konsumen cara ini tetap menjadi pilihan jitu bagi para produsen untuk menyiasati kenaikan harga bahan baku produksi

Masalah
tidak semua produsen dapat menggunakan cara tesebut, ambil contoh seorang produsen pakaian, mustahil baginya untuk memperkecil ukuran baju atau hanya menjual pakaian yang berukuran kecil saja. Sama halnya dengan produsen mebel , tak mungkin juga baginya memproduksi mebel,misal memperkecil ukuran kursi yang diproduksinya. Produsen-produsen barang semacam ini kebanyakan memilih untuk menggunakan bahan baku dengan kualitas “nomor dua” dimana biasanya bahan baku seperti ini memiliki harga yang lebih rendah. Sehingga para konsumen yang tidak mungkin membeli dengan harga mahal mau tidak mau akan membeli barang produksinya sekalipun barang tersebut berkualitas rendah


Tujuan Penilitian
 Untuk mengetahui dampak apa saja yang mempengaruhi kenaikan harga bagi para produsen di tanah air kita ini .