Nama : Dede Suratman
Npm : 16209546
Kelas : 3EA12
ANALISIS ( JURNAL 1 )
Pengarang : Dr Abdurahman Abdullah
Judul :Masalah Kenaikan Harga Sembako
Tahun : 2011
Tema : Kenaikan Harga
Latar Belakang Masalah
Fenomena
Sejumlah kebutuhan pokok di berbagai daerah selama 2 pekan ini mulai
menunjukkan kenaikan. Kebutuhan pokok, seperti beras, bawang merah dan
putih, daging dan telur ayam, gula pasir, naik sekitar 30-75%, dan
yang meningkat tajam adalah cabai keriting dan cabai merah dengan
lonjakan harga hingga mencapai dua kali lipat.
Riset
Dalam teori ilmu ekonomi, harga merupakan salah satu faktor utama--
meskipun bukan faktor satu-satunya--yang mempengaruhi pilihan pembeli.
Harga menjadi faktor utama pilihan pembeli semakin terlihat di antara
kelompok-kelompok miskin. Namun, harga bukan menjadi faktor utama
pilihan pembeli bagi masyarakat yang mampu/kaya. Namun, teori ini hanya
berlaku bagi produk-produk di luar kebutuhan bahan pokok. Untuk
kebutuhan bahan pokok yang termasuk kebutuhan primer, akan memiliki
dampak garis lurus dengan turunnya pembelian pada kebutuhan sekunder dan
pertumbuhan ekonomi.
Materi Penilitian
1. Jika harga barang primer meningkat, sementara pendapatan tetap, akan menyebabkan harga barang sekunder pun akan meningkat. 2. Pembelian terhadap barang sekunder pun akan menurun.
3. Perubahan harga barang konsumsi menyebabkan tingkat substitusi (pergantian) terhadap barang konsumsi akan berubah pula. Untuk poin 3, dapat dilihat kasusnya di masyarakat, di mana pada saat cabai rawit harganya meningkat maka pedagang makanan yang banyak menggunakan cabai akan menggantikannya dengan cabai oplosan atau mengurangi kadar cabainya.
Dengan demikian, dari penjelasan di atas, maka harga kebutuhan primer harus dikendalikan oleh pemerintah. Jika tidak, maka akan terjadi kelesuan ekonomi negara, yang berimbas pada penurunan daya saing produk lokal dan penurunan pertumbuhan ekonomi.
Masalah
Kenaikan harga sejumlah kebutuhan barang pokok pada Juli 2010 disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Perbandingan Supply and Demand yang tidak seimbang. Supply
kebutuhan bahan pokok terganggu oleh perubahan iklim, yaitu tingginya
frekuensi hujan di bulan kemarau yang menyebabkan para petani gagal
panen. Cabai dan sayuran mengalami gagal panen di daerah-daerah
penghasil cabai dan sayuran.
2. Siklus tahunan, Demand terhadap kebutuhan barang pokok meningkat seiring dengan semakin dekatnya bulan puasa dan lebaran.
3. Efek psikologis dari kenaikan TDL yang mencapai 20% untuk sektor industri.
4. Faktor lain: faktor pedagang. Kenaikan beras misalnya, selain
dipicu oleh faktor Supply and Demand, dipicu juga oleh permainan para
pedagang/tengkulak, di mana petani lebih memilih menjual ke pasar bebas
daripada ke Bulog dikarenakan harga GKP (Gabah Kering Panen) dan GKG
(Gabah Kering Giling) lebih tinggi daripada harga GKP dan GKG yang
dipatok oleh Bulog.
Tujuan Penilitian
Untuk mengetahui apa yang menyebabkan harga sembako di tanah air kita sering mengalami kenaikan harga dan kita bisa menanganinya dengan beberapa solusi seperti di atas
ANALISIS ( JURNAL 2 )
Pengarang : Pangwi Syarwi
Judul : Masalah klasik kenaikan harga
Tahun : 2011
Tema : Kenaikan Harga
Latar Belakang Masalah
Fenomena
Menjelang memasuki Ramadan, harga berbagai kebutuhan pokok sudah meroket
di berbagai daerah, termasuk di Padang. Ini fenomena yang terjadi
setiap tahun, tren kenaikan harga yang naik sebelum bulan Ramadan,
konsekuensinya membuat rakyat semakin susah, ditambah lagi kondisi
ekonomi yang serba sulit. Pertanyaannya kemudian adalah kebijakan apa
yang akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mengatasi persoalan
musiman ini? Selama ini kebijakan yang dikeluarkan tidak membuat
pengaruh apa-apa seperti operasi pasar. Dapat dipastikan bahwa
pemerintah selalu kelabakan untuk mengantisipasinya.Kenaikan sangat signifikan itu akan berdampak pada rakyat, khususnya mereka yang berpendapatan menengah dan ke bawah. Kenaikan ini akan menggerus daya beli rakyat yang memang sudah sangat rendah, pendapatan rumah tangga miskin semakin merosot, sedangkan harga kebutuhan pokok terus meroket. Biasanya kenaikan harga ini bersifat momentum, tetapi harga tidak pernah kembali menjadi normal setelah momentumnya usai. Karena ini bersifat momentuman, pemerintah mestinya bisa melakukan antisipasi. Tetapi kelihatannya pemerintah sengaja membiarkan harga itu naik secara tidak normal.
Riset
Sebelum memasuki bulan suci Ramadan masyarakat dibuat tidak tenang,
akibat melambungnya harga kebutuhan pokok, tidak hanya sampai disitu,
perantau yang ingin pulang ke halaman juga mengeluh akibat harga tiket
yang naiknya tidak tanggung-tangung, belum lagi kelangkaan BBM yang
membuat kegiatan masyarakat terhenti untuk beraktifitas
Meningkatnya harga beberapa komoditas pangan menjelang Ramadan bukan
karena kelangkaan barang. Namun lebih disebabkan. Pertama, faktor
psikologi penjual dan agen barang. Persediaan barang sebenarnya tetap
cukup untuk memenuhi permintaan konsumen yang melonjak. Mereka
memanfaatkan momen dengan menaikkan harga menjelang perayaan hari-hari
besar demi mengeruk keuntungan. Ditambah lagi dengan perilaku konsumen
yang tetap berbelanja walau harga meningkat.maka hukum pasar berlaku, padahal kemampuan membeli masyarakat rendah karena naiknya harga tidak diimbangi dengan meningkatnya jumlah pendapatan. Masyarakat seakan tidak memiliki pilihan. Meskipun harga berbagai kebutuhan pokok naik, mereka tetap membelinya untuk memenuhi kebutuhan menyambut Ramadan. Ketiga, dipicu tradisi para pedagang yang menyetok barang yang akan dijual kembali pada harga tinggi. Keempat, adanya masyarakat yang membeli dengan jumlah lebih dari biasanya. Kelima, selain dua faktor ini, ada dua isu besar lainnya yang ikut mendongkrak kenaikan harga, yakni kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS) dan adanya gaji ke-13 yang baru dibayar pada awal bulan puasa
Materi Penilitian
kenaikan harga ini: Pertama, kenaikan harga sembako ini akan berjalan
berbarengan dengan ancaman krisis pangan dunia. Ada lima faktor pemicu
kenaikan harga pangan dunia:
(1) sebagai dampak kenaikan harga minyak
dunia (kenaikan biaya produksi)
(2) penggunaan bahan pangan untuk
biofuel
(3) penghancuran produksi pertanian negara dunia ketiga
(4)
perubahan iklim.
Masalah
Pemerintah gagal mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri. Alih-alih
berjuang keras mewujudkan ketahanan pangan, pemerintah malah membuka
pintu impor untuk masuknya produk pertanian dari negara lain. Selain
itu, atas petunjuk lembaga-lembaga dan negeri-negeri imperialis,
pemerintah telah menghapus subsidi untuk pertanian. Jadi solusi untuk
ini semua menurut penulis jangan hanya kebijakan yang bersifat sesaat,
tapi sudah saatnya pemerintah berfikir jangka panjang, penyebab naiknya
kebutuhan pokok tidak hanya karena mekanisme pasar, tapi kita tidak
punya stock daging yang cukup untuk kebutuhan dalam negeri, seperti
impor daging dari australia.
Tujuan Penilitian
Untuk mengetahui tentang apa yang menyebakan kenaikan harga yang sering terjadi di negeri kita terutama saat saat menjelang hari raya dan antisipasi agar kita dapat mengatasi masalah itu
ANALISIS ( JURNAL 3 )
Pengarang : Andika
Judul : Dampak kenaikan harga bagi produsen
Tahun : 2011
Tema : Kenaikan Harga
Latar Belakang Masalah
Fenomena
Kenaikan harga adalah masalah rumit
yang sering kali terjadi di dalam dunia ekonomi, dan tidak dapat
disanksikan lagi kenaikan harga membawa pengaruh bagi setiap elemen
masyarakat yang terlibat didalamnya,tak terkecuali bagi produsen.
Riset
Produsen adalah pihak yang melakukan
kegiatan produksi atau pihak pihak penghasil komoditas ekonomi. Produsen
sebagai pihak yang melakukan kegiatan produksi maksudnya adalah
produsen biasanya sekumpulan pihak yang saling bekerja sama untuk
menciptakan suatu bahan mentah ataupun bahan setengah jadi menjadi
barang bernilai ekonomi/dapat menghasilkan keuntungan bagi pihak
tersebut,misalnya pengrajin rotan,atau produsen baju, dll. Disebut pula
penghasil komoditas ekonomi jika produsen tersebut mengolah sesatu yang
dimilikinya sehingga menghasilkan sesuatu benilai ekonomi, misalnya
kebutuhan pangan yang dapat dijual mentah seperti cabai,buah-buahan
segar dll.
Materi Penilitian
Produsen merupakan salah satu pihak
yang mendapat kesulitan atau kerugian jika terjadi kenaikan harga. Bagi
perusahaan atau pabrik pengolah bahan mentah atau bahan setengah jadi
menjadi barang bernilai ekonomi, maka masalah kenaikan harga berhubungan
dengan bahan baku. Seperti yang kita tahu bahwa bahan baku adalah hal
terpenting dalam proses produksi , tanpa bahan baku maka tak ada yang
dapat diolah ataupun diproduksi. Mahalnya bahan baku membuat produsen
harus berfikit ulang tentang biaya produksi dan laba yang akan
didapatkan. Semakin tinggi harga bahan baku makan semakin melunjak pula
biaya produksi. Dengan kondisi seperti ini produsen harus mencari
inisiatif untuk menekan harga produksi. Banyak dari para produsen yang
akhirnya memilih untuk menaikkan harga jual barang dagangannya, tetapi
hal ini dapat berdampak menurunnya tingkat penjualan karena konsumen
enggan membeli barang dengan harga tinggi, apalagi di Negara berkembang
seperti Indonesia yang warganya memiliki tingkat konsumtif tinggi namun
kemapuan membeli yang rendah, dengan kata lain masyarakat akan cenderung
mencari barang yang sama dengan harga serendah mungkin dan menomor dua
kan kualitas.Kenyataan semacam ini membuat beberapa
produsen menyiasati kenaikan harga ini dengan cara memperkecil ukuran
barang yang diproduksinya. Seperti produsen kue yang memperkecil ukuran
kue yang dijualnya sehingga tak perlu menaikkan harga jual kue tersebut
dan dapat mempertahankan konsumen nya. Sekalipun mendapat protes dari
konsumen cara ini tetap menjadi pilihan jitu bagi para produsen untuk
menyiasati kenaikan harga bahan baku produksi
Masalah
tidak semua produsen dapat menggunakan
cara tesebut, ambil contoh seorang produsen pakaian, mustahil baginya
untuk memperkecil ukuran baju atau hanya menjual pakaian yang berukuran
kecil saja. Sama halnya dengan produsen mebel , tak mungkin juga baginya
memproduksi mebel,misal memperkecil ukuran kursi yang diproduksinya.
Produsen-produsen barang semacam ini kebanyakan memilih untuk
menggunakan bahan baku dengan kualitas “nomor dua” dimana biasanya bahan
baku seperti ini memiliki harga yang lebih rendah. Sehingga para
konsumen yang tidak mungkin membeli dengan harga mahal mau tidak mau
akan membeli barang produksinya sekalipun barang tersebut berkualitas
rendah
Tujuan Penilitian
Untuk mengetahui dampak apa saja yang mempengaruhi kenaikan harga bagi para produsen di tanah air kita ini .